LA HAULA WALA KUWATA ILLA BILLAH

LA HAULA WALA KUWATA ILLA BILLAH
Dengan iman dan Akhlak kita menjadi kuat tanpa iman dan Akhlak kita menjadi lemah

Sabtu, 26 November 2011

Santun dan Jujur Kunci Kesuksesan

Bukan saja mengejar target keuntungan, namun pengusaha juga dituntut dalam menjalankan usahanya secara santun, jujur, terutama para pengusaha muslim. Seperti layaknya yang dipraktekkan Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, para pengusaha Ketapang yang masuk anggota Kadin pun diharapkan mampu menerapkan etika bisnis Islam dalam praktek dagangnya.
Hari Kurniathama, Ketapang

Pagi itu Sabtu (18/10) cuaca cerah menyelimuti “Negeri Bertuah”. Tepat diperempatan pendopo Bupati Ketapang sebuah acara dengan nuansa sederhana digelar. Halal bi halal Kadin Ketapang namanya. Satu persatu dengan peci dan baju koko peserta Halal bi halal duduk memenuhi kursi undangan. Acara yang digelar didepan kantor Kadin Ketapang ini bertambah ceria dengan ditemani lagu Islami yang memanjakan telinga dan hati.
Setelah peserta undangan memadati kursi, acarapun dimulai. Dalam pesan singkat di atas mimbar, Ketua Kadin Ketapang Abdulbad mengajak pengusaha untuk senantiasa menjalankan bisnis secara santun dan jujur. Pria yang dikenal murah senyum ini juga menyampaikan bahwa persilisihan bisnis yang terjadi jangan membuat silaturahmi terputus.
“Dengan halal bi halal inilah kita pererat silaturahmi dan mengakrabkan diri, semua pengusaha Ketapang harus bersatu membangun ekonomi Ketapang lebih baik,” ajaknya kepada seluruh undangan. Tak hanya soal berbagi keberuntungan. Ketua Kadin juga mengingatkan agar apabila perselisihan terjadi diantara pengusaha diharapkan diselesaikan secara kekeluargaan.
Apabila ini masalah tender, kata dia, apabila tidak menang tender jangan susah dan dendam, begitu juga si pemenang jangan terlalu sombong. Untuk itu semua permasalahan harus ditempatkan pada porsinya. “Memang manusia memiliki rasa marah, dengki namun jangan berlebihan dan membuat kita melakukan hal dilarang Allah SWT maupun hukum negara ini,” katanya.
Para peserta juga disuguhi siraman rohani dari Ust. Mahdi Akbar Lc. Dalam tausyiahnya, pengusaha ataupun pedagang merupakan pekerjaan mulia. Dikarenakan awalnya baginda Rasululullah SAW pun adalah pedagang. Kesantunan dan kejujurannya membuat Muhammad SAW muda menjadi pedagang sukses. Bahkan berkat kejujurannya Muhammad dijuluki Al-Amin. Tak pernah mengurangi timbangan, selalu menyajikan barang dagangan terbaik, kemudian jujur, dan santun membuat ia sukses, dimana barang dagangannya laris. Bahkan Mahdi menjabarkan secara gamblang bagaimana Nabi berdagang. Ia mencontohkan kalau harga sebuah barang bermodalkan Rp 5.000 namun dijual dipasar Rp 7.000 oleh pedagang, keuntungan pedagang berarti Rp 2.000.

“Keuntungan inilah juga disebut-sebut nabi apabila menjajakan barangnya. Harga kain ini Rp 5.000, saya mengambil untung Rp 2.000, jadi harganya Rp 7.000,” ujar Mahdi memberikan contoh kecil cara Rasululullah berdagang sehingga barang dagangan yang dijual Nabi jelas termasuk keuntungan yang diperoleh pedagang. Alhasil cara tersebut membuat dagangan nabi laris. “Banyak lagi contoh yang selalu dilakukan Nabi ketika berdagang, sehingga diharapkan semua pengusaha muslim mempraktekkan termasuk cara mengontol emosi saat menjalankan usaha,” katanya. Kontrol emosi juga diajarkan nabi. Para pedagang harus tenang. Perkara untung dan rugi harus dihadapi dengan kepala dingin dan hati sejuk. Termasuk dengan lawan bisnis. “Jangan sampai masalah rugi dan persaingan dijadikan modal untuk membalas dendam, karena Islam tidak mengajarkan hal tersebut,” katanya. Yang jelas, kata di, selalu ingat Allah dan berdoa agar usaha yang dijalankan membawa berkah dan manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar