LA HAULA WALA KUWATA ILLA BILLAH

LA HAULA WALA KUWATA ILLA BILLAH
Dengan iman dan Akhlak kita menjadi kuat tanpa iman dan Akhlak kita menjadi lemah

Kamis, 19 November 2009

TOKEK SEMAKIN LANGKA HARGANYA MENCAPAI RATUSAN JUTA PER EKOR

TAKSONOMI TOKEK
Tokek atau yang nama latinnya atau ilmiahnya Gecko gecko dari keluarga (Familia) Reptilia (seperti cecak, kadal, ular, buaya, komodo dan naga) telah menjadi bahan komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.

HARGA TOKEK
Harga tokek ini dari Rp5000,- (beratnya sekitar 0,1 ons per ekor) hingga ada yang berani membeli sampai Rp100juta (beratnya di atas 5 ons per ekor). Entah apa yang mempengaruhi harga tokek ini menjadi sangat mahal. Konon mahalnya harga tokek yang berukuran lebih dari 5 ons atau setengah kilo karena binatang ini digunakan untuk memenuhi syarat pemujaan kepada dewa yang sangat disucikan oleh beberapa aliran pemuja dewa di China dan Jepang karena tokek ini dianggap salah satu tiga dari binatang reptilia yang bisa mengeluarkan suara lantang yaitu cecak , tokek dan naga atau mungkin dinosaurus juga termasuk di dalamnya. Jadi karena binatang Naga telah punah maka tokek ini dianggap masih menyimpan sifat-sifat herediter atau gen Naga (mungkin suara tokek ini adalah dikendalikan oleh gen yang sama dimiliki oleh Naga), tokek juga punya cakar seperti halnya naga. Dikaji secara ilmu genetika tokek ini mempunyai gen yang sama dimiliki oleh cicak (kakinya
dilengkapi semcam klep penghisap sehingga bisa berjalan melata di tempat yang berdiri tegak 90 derajat), kodok (mulutnya lebar dan tidak mempunyai taring, makanannya juga serangga).

Dikaji secara ilmu ekologi tokek ini sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu system pertanian karena tokek ini makanan utamanya adalah serangga atau dari familia insekta (seperti nyamuk, kupu-kupu, belalang, lalat buah, kepik, dll.). Kupu-kupu bagi petani ada sifat yang menguntungkan yaitu sebagai pembantu penyerbukan ketika ia mengambil sari-sari makanan dari bunga yang sedang mekar, namun sifat lainnya juga merugikan yaitu ketika pada masa larva yang berbentuk ulat yang bisa menghancurkan dedaunan sayur-sayuran. Namun jika serangga itu adalah belalang tentulah keberadaan tokek ini sangat membantu petani karena belalang bisa menghancurkan dedaunan padi atau jagung.

Dikaji secara ilmu kedokteran tokek juga sangat penting dalam upaya penyembuhan pasien yang menderita gangguan kulit seperti kudis, kurap, dan penyakit gatal-gatal pada kulit telah terbukti secara signifikan atau pasti. Tapi penulis sendiri belum pernah makan daging tokek, penulis hanya pernah tahu bahwa ada seseorang yang sakit kudisan yang menyerang hampir sekujur kulit tubuhnya yang sangat lama tidak sembuh-sembuh namun setelah diberi makan daging tokek lantas sembuh dan kulitnya bersih seperti kulit orang muda walaupun orangnya telah berusia nenek-nenek. Ketika tulisan ini disusun orang tersebut sudah lama meninggal dunia dan bukan karena makan daging tokek mungkin karena usianya memang sudah sangat tua. Namun secara ilmu psykologi suara tokek yang asli keluar dari mulut tokek hidup alias bukan rekaman memang suara tokek membuat pikiran terasa sangat senang, tenteram atau serasa damai seperti kita bagaikan orang yang kaya raya walaupun kita tidak
punya uang. Mungkin inilah yang disebut bahwa tokek adalah binatang yang membawa hoki.

MULAI JARANG DITEMUKAN DI ALAM & PERUMAHAN
Dalam bulan Desember 2007 penulis telah melakukan survey lapangan dengan berjalan kaki sepanjang lima kilometer di daerah perumahan yang dekat dengan lahan pertanian dan kebun yang sangat luas hanya ditemukan satu jejak kotoran tokek. Survey kedua dengan berjalan kaki sepanjang 10 kilo meter pada daerah yang sama bentang alam di atas namun beda tempatnya juga hanya satu ekor dijumpai yaitu di gubuk daerah perkebunan mangga yang terpencil dari perumahan. Daerah survey tersebut di Kabupatren Kediri Jawa Timur. Survey di daerah perkotaan di Bandung hanya berupa laporan hanya ada satu rumah yang dijumpai dihuni tokek. Informasi yang penulis kumpulkan dari mendengarkan obrolan orang lain bahwa tokek masih cukup banyak dijumpai di daerah Gombong, Malang, Sumedang, Garut dan Cianjur. Namun fakta di lapangan bahwa komunitas tokek ini hanyalah ada sekitar 4 – 20 ekor saja pada setiap daerah pada radius 10 km. Jadi tokek ini sebenarnya binatang yang mulai
langka. Kelangkaan binatang ini diduga akibat adanya penggunaan isektisida yang berlebihan sehingga menghambat pertumbuhan populasi tokek. Dahulu tahun 1980-an tokek ini adalah biantang yang mudah dijumpai di hampir stasiun kereta api tapi sekarang ini binatang tokek sungguh sangat sulit dicari. Ada beberapa yang menimbulkan tokek semakin langka yaitu mungkin sering diburu orang untuk bahan obat, diburu oleh binatang pemangsa (predator) seperti kucing, anjing, garangan, dan lain-lain serta karena populasi serangga yang berkurang akibat insektisida atau mungkin tokeknya sendiri mati keracunan makan serangga yang tersemprot insektisida. Survey yang dilakukan oleh penulis pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 dengan metoda Rapid Rural Appraisal menunjukka bahwa di lahan-lahan pertanian sangat sulit ditemukan serangga sedangkan di lahan-lahan semak belukar masih cukup banyak ditemukan serangga seperti kupu-kupu, belalang, kepik, enggang, dll.
Oleh karena itu penulis berusaha untuk menangkarkannya. Faktor – factor yang menimbulkan kesulitan penangkaran yaitu sulitnya mendapatkan serangga hidup karena tokek lebih senang makan binatang hidup, apalagi jika tempat penangkaran di daerah perkotaan …wow akan lebih sulit lagi karena di kota rata-rata setiap orang selalu menggunakan insektisida di rumahnya untuk membunuh nyamuk dan tentunya serangga lainnya pun juga tewas terbunuh. Faktor lain yaitu tokek adalah binatang yang makannya tidak rakus, menurut pengamatan penulis ia hanya makan sehari sekali saja yaitu pada malam setelah maghrib.

MEMELIHARA TOKEK BISA MENJAGA KESEHATAN
Jika kita memelihara tokek dengan metode pasif atau tokeknya kita kurung dalam sangkar maka mau tidak mau kita harus mencarikan serangga untuk makanan tokek. Dalam upaya mencari serangga inilah maka kita menjadi aktif bergerak berlari-larian, mengintai, dan mendekap serangga di lapangan yang terbuka hijau. Dengan demikian secara otomatis kita menghirup udara yang sangat bersih karena pada umumnya serangga hanya bisa hidup di areal yang hijau tanpa pestisida. Selain itu otot-otot badan kita juga turut bergerak semua. Dan ada semacam kegiatan turisme dalam melakukan perburuan serangga ini sehingga pikiran kita terasa sangat senang atau semacam ada sesuatu yang unik membuat hati kita bahagia karenanya.
Dari pengalaman ini penulis menghimbau sebaiknya untuk mengendalikan populasi serangga yang menjadi hama pertanian jangan digunakan pestisida. Dengan pestisida yang pada umumnya sulit mengurai di alam (jenis organoklorin dan organophospat) maka bisa merusak lingkungan dan berakibat buruk pada kesehatan manusia seperti menyebabkan kanker (kebanyakan wanita telah terserang kanker payudara dan kanker rahim semenjak digunakannya pestisida di pertanian). Kemungkinan timbulnya penyakit katarak, menurunnya kecerdasan manusia juga akibat keracunan pestisida.
Daripada petani harus membeli pestisida kan lebih baik mengerahkan para wisatawan untuk bermain berlomba menangkap serangga lantas serangganya untuk makanan tokek, kemudian tokeknya kalau sudah berkembang biak dijadikan komoditi ekspor. LHA KALAU SERANGGANYA DALAM BENTUK LARVA ATAU ULAT KHAN SULIT DITANGKAPNYA? Jawabnya ya kita gunakan jenis burung pemakan ulat seperti burung Puyuh (Costurnix chinensis), agar burung puyuh ini tidak terbang kita gunting dulu bulu-bulunya lantas lahan pertanian yang akan kita bersihkan ulatnya kita pagari kemudian kita lepaskan burung pemakan ulat ini hingga ulat di lahan pertanian menjadi bersih. Daging dan telur burung puyuh bisa dimakan manusia sebagai sumber protein hewani yang sangat lezat.

Dalam upaya mencintai dan menyelamatkan keanekaragaman hayati sebagaimana misi dan visi Yayasan I AM A QUEEN & RATU LEMAH GEMULAI maka atas nama Ketua Yayasan kami mohon bantuannya untuk mengirim informasi JUMLAH TOKEK (jika bisa hingga ukuran besarnya atau beratnya) baik yang dipelihara (dibudidayakan) maupun yang hidup bebas di sekitar rumah pembaca lewat email RATU_LEMAH_GEMULAI@... . Kami juga bersedia mengirim tokek jika para pembaca ingin membudidayakan tokek, silahkan mengirim pesan atau order ke alamat email tersebut atau melalui surat pada alamat Sekertariat Yayasan I AM A QUEEN & RATU LEMAH GEMULAI Jl. Cijerah II Blok II No 93/32 Rt 01/Rw 11 Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat Negara Indonesia Kdpos 40534 A Tlp +62 – 22 – 604 32 45. Biaya pencarian/perawatan/pembesaran untuk satu ekor tokek ukuran 100 gram (1 ons) Rp10juta, 2 ons Rp50juta, 3 ons Rp100juta, 4 ons Rp200juta, 5 ons Rp500juta,
6 ons Rp750 juta (sangat jarang ditemukan atau mungkin tidak ada).
, 7 ons Rp1Milyar (sangat jarang ditemukan atau mungkin tidak ada).
, 8 ons Rp15Milyar(sangat jarang ditemukan atau mungkin tidak ada).
, 9 ons Rp20Milyar(sangat jarang ditemukan atau mungkin tidak ada).
, 10 ons Rp45Milyar (sangat jarang ditemukan atau mungkin tidak ada).
Stok Tokek yang ada di kandang budidaya kami sejak tulisan ini dibuat hanya ada 20 ekor saja. Rata-rata beratnya sekitar 2 ons.

EKSPOR TOKEK
Menurut laporan yang sampai terdengar penulis dari pemirsa televise kira-kira pada bulan Desember 2007 dari Kabupaten Jember Jawa Timur telah mengekspor daging tokek kering ke China. Entah berapa ton daging tokek kering yang dikirim dan berapa harganya tidak ada informasi yang jelas. Setidak-tidaknya tulisan ini mudah- mudahan bisa dijadikan referensi bagi yang ingin tahu mengenai informasi tokek hingga lima milyar tahun yang akan datang….Dengan teknologi computer tentunya untuk mencari kata tokek akan mudah bila dibandingkan bila informasi itu ditulis pada referensi yang berbentuk buku. Ekspor tokek ini syah-syah saja namun ingat dampak ekologinya…jangan-jangan nanti akan timbul wabah hama / penyakit dalam pertanian sehingga produksi pertanian menurun hingga membuat manusia banyak kelaparan. Oleh karena itu sebaiknya jangan mengekspor daging tokek yang berasal dari alam tapi daging tokek tersebut harus dari budidaya. Dengan
membudidayakan tokek isnya Allah banyak fihak akan merasa diuntungkan. Tokek hasil budidaya yang diberi makan dari serangga yang ditangkap dari lapangan pertanian akan membantu petani mengurangi penggunaan pestisida. Dengan tidak memakai pestisida yang sulit mengurai di lapangan maka bahaya penyakit kanker akibat pestisida bisa dikurangi sehingga banyak orang bisa menikmati hidup sehat. Jika rakyat sehat maka Negara menjadi kuat alias makmur sejahtera. Kalau begitu kan merugikan pabrik pestisida dan menimbulkan dampak social bagi pegawai pabrik pestisida yang dipecat. …Untuk mengatasi ini ya pabrik pestisida mesti melakukan revolusi industri dari penghasil pestisida yang merugikan lingkungan ke industri peternakan/budidaya tokek.

RESTORAN TOKEK
Dengan membuat rumah-rumah tokek di areal pertanian maka petani akan untung dan daging tokek bisa diekspor yang menghasilkan devisa bagi Negara atau dikonsumsi di dalam negeri misalnya membuka restoran-restoran daging tokek sehingga menambah kekhasan Indonesia yang mungkin akan bisa membantu sector pengembangan pariwisata. Semakin banyak wisatawan yang datang ke Indonesia maka semakin banyak devisa yang diperoleh Negara sehingga semakin kuatlah Negara untuk melindungi rakyatnya dari kemiskinan atau mungkin devisa Negara ini bisa digunakan untuk membangun Negara yang lebih maju dari sebelumnya.

CARA BUDIDAYA TOKEK
Ada beberapa cara budidaya tokek ini, tergantung modal yang kita miliki. Kalau modal kita hanya cukup membeli bamboo untuk tempat persembunyian tokek maka bamboo yang telah kita beri lubang tersebut kita masukkan anak tokek yang masih kecil kemudian kita simpan di atas pohon dan biarkan ia memakan serangga yang hinggap di pohon. Resikonya agak sulit di tangkap jika telah besar dan mungkin tokeknya bisa kabur atau diambil orang lain dengan cara dipancing bila dibandingkan dengan tokek yang kita letakkan di dalam rumah-rumahan kawat ram di kebun-kebun atau di tengah-tengah sawah. Cara ini masih konseptual lho karena penulis sendiri belum pernah melakukan budidayanya. Bulan Desember 2007 penulis mendapat tiga ekor tokek dari daerah Kediri Jawa Timur lantas dibawa ke Bandung dengan cara dimasukkan ke dalam botol plastic bekas kemasan air minum AQUA 1,5 liter dimasukkan ke dalam tas daypack dengan angkutan kereta api untuk diupayakan pembudidayaannya, namun
dua hari kemudian tokek ini mati entah karena kedinginan atau karena stress waktu dalam perjalanan, atau sebab-sebab lain yang tidak ketahuan. Makanan tokek ini berdasarkan penalaman penulis sebelum ke Bandung yaitu jengkerik (Gryllus gryllus), kupu-kupu (?), laron (?) dan setelah di Bandung toek diberi jengkerik, nasi dan terakhir kecoa (Peryplaneta Americana). Mungkinkah kecoa entah ukurannya terlalu besar atau kaki-kakinya yang berduri atau bau kecoa yang sangat menyengat hingga mungkin beracun bagi tokek penulis belum tahu secara pasti. Tanggal 03 January 2008 penulis membawa lagi empat tokek yang berasal dari Malang Jawa Timur yang berhawa dingin seperti Bandung Jawa Barat dan satu ekor tokek dari Kediri Jawa Timur dengan cara dimasukkan ke dalam kurungan burung yang terbuat dari kawat ram dicat hijau daun muda dan didalamnya dimasukkan bumbung bamboo untuk persembunyian/menjaga kehangatan tokek dan kurungan ini lantas dibungkus kertas Koran.
Atap terbuat dari seng atau apa saja untuk melindungi dari hujan dan terik matahari

Pondasi bangunan agar rumah tokek tidak mudah roboh atau diganggu pencuri
Tempat persembunyian bawah jika tempat persembunyian atas terlalu panas

Berupa kawat ram yang bisa dimasuki serangga tetapi tokeknya tidak bisa keluar dari dalam. Sebaiknya kalau malam diberi lampu untuk mengundang serangga malam dan menjaga kehangatan tokek.
Tempat persembunyian atas jika tempat persembunyian bawah terlalu dingin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar